Saat itu, menjelang hari raya Idul Fitri. Semua orang senang berbelanja banyak hal untuk mempersiapkannya. Anik, seorang adis kecil berusia 7 tahun terlihat berlari terengah menuju sebuah apotik. Setibanya di-apotik itu, Anik mengeluarkan uang 10 ribu rupiah didepan kasir & bertanya, "Pak, saya mau beli obat mujizat?" si-penJaga apotik bingung. "Cari apa, dik?" "Saya mau beli obat mujizat" kata Anik. "Hah? kita nggak jual mujizat, nggak ada obat namanya mujizat..." kata penjaga apotik kebingungan. "Tapi bapak saya bilang ada, kok." kata Anik memaksa. Ya, itu Bapakmu yg edan." kata penjaga apotik ketus.
Mendengar ribut2, seorang pria setengah baya mendekat & bertanya "Ada apa nak?" tanya pria ini ramah "Mmm, anu Om, Anik pengen beli obat Mujizat." kata Anik dgn polos. Pria ramah ini tersenyum, "Kenapa, kok pengen beli obat mujizat?" "Anu om, ibu saya sakit keras, sudah berminggu2 sakit parah, nggak sembuh, katanya harus operasi Jantung, tapi kami tak punya uang buat operasi. Kemarin malam, saya mendengar Bapak saya bilang bahwa hanya Mujizat yg bisa menyembuhkan ibu saya." kata Anik. "Lalu?" Pria ini semakin tertarik dgn cerita Anik. "Lalu hari ini, pagi2 sekali sehabis shalat, saya segera mencari tabungan saya, saya kumpulkan semua sisa hasil saya jualan koran, saya hitung, Alhamdulillah ada sekitar 10 ribu. Terus saya langsung kesini mau beli obat mujizat."
"Astaughfirullah" Pria ini mendesis lirih karena terharu, 'Om, dimana saya bisa beli obat mujizat?" tanya Anik. Perlahan airmata Anik menetes, ia menangis... "Om, tolong bantu saya cari obat mujizat...saya tak mau ibu saya mati." Anik menangis sesenggukan. Pria tua inipun berusaha menahan tangis. Nak, disini, tak ada yg jual obat mujizat, tapi saya bisa menolongmu mencari obat mujizat..." kata pria ini dengan lembut. "Om...saya punya uang, katakan saja berapa harganya, ini saya bayar." kata Anik dengan bersemangat.
"OK, kamu punya uang berapa?" Anik menunjukkan uangnya " Ada Sepuluh ribu lima ratus, Om. Ini seluruh uang yang saya punyai di dunia ini." "Wah, kebetulan sekali, Sepuluh ribu lima ratus, hmmm memang harga yg tepat untuk membeli obat mujizat" kata pria ini sambil mengambil uang itu dan memegang tangan Anik. "Nah, sekarang Nak, bawalah aku ke tempat orangtuamu, aku ingin bertemu dengan mereka. lbumu pasti bisa disembuhkan, jangan menangis lagi." katanya sambil mengelus kepala Anik.
Pria ini datang ke-gubuk tua keluarga Anik. Disana ia memperkenalkan diri "Permisi pak, bu,nama saya Dr. Rustadi, saya seorang dokter bedah jantung. Apabila diijinkan, bolehkah saya menolong ibu membawa ke-rumah sakit & supaya bisa operasi bedah jantung, agar segera sembuh..." Keluarga si¬Anik sangat kaget, namun mereka menyetujuinya.Akhirnya Operasi segera dilakukan tanpa biaya dan dalam waktu tak terlalu lama. Beberapa hari kemudian Anik melihat ibunya mulai pulih kembali, hatinya sangat gembira. Anik merasa bahagia bisa menolong ibunya.
Kedua orangtua Anik sangat bahagia mendapatkan mujizat tersebut, "Ya Allah, Ya Robbi, Maha Besar Engkau." kata ayah Anik sambil menghapus airmatanya. "Operasi ini." bisik ibunya "Seperti sebuah mujizat. Ibu tak bisa membayangkan berapa harganya." kata ibunya lirih. Anik tersenyum, ibunya tak tahu berapa harga mujizat itu. Tapi Anik tahu pasti berapa harga mujizat itu, 'Hanya, Sepuluh ribu lima ratus.'. Dan Anik mendapatkan hadiah Idul Fitri paling indah dalam hidupnya, yaitu kesembuhan ibunya, yang dibelinya dengan harga hanya Rp.10.500
Regards....Michanarchy....
0 komentar:
Tinggalkan jejak anda disini