Struktur dan Komposisi Bumi



GEOLOGI DASAR
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU



Berikut struktur dan komposisi bumi :


1. Kerak Bumi

a. Ketebalan berkisar antara 30-70 km (5 samudra, 70 pegunungan);
b. Terdiri dari kerak batuan basa dan asam;
c. Berat jenis lapisan ini ± 2,7;
d. Kerak benua : asam, granatik, unsur SiAl, ketebalan rata-rata 45 km;
e. Kerak samudra : basa, basaltik, unsur SiMg, ketabalan rata-rata 8 km.


2. Selubung Bumi (Mantle)

Selubung bumi ini biasa disebut sebagai sisik silikat, dengan ketebalan sekitar 1200 km, berat jenis 3,4 - 4 km. Lapisan kerak bumi dan selubung bumi bagian atas merupakan Litosfer


3. Lapisan Antara (Chalcosfer)

Merupakan sisik oksida dan sulfida dengan tebal berkisar 1700 km dan berat jenis 6,4.


4. Inti Bumi (Barisfer)

Mengandung besi dan nikel, mempunyai jari-jari 3500 km dengan berat jenis 9,6 - 14,5. Inti bumi bagian luar berwujud cair, sedangkan inti bumi bagian dalam berwujud padat (Ni, Fe).


  

Ada beberapa proses yang terjadi di bumi, seperti :


1. Proses Endogenik 

Merupakan proses dinamika bumi yang berasal dari dalam bumi seperti akumulasi energi yang menyebabkan gempa bumi, tekanan magma keluar dari permukaan bumi yang dapat menyebabkan letusan gunung api, tekanan gaya-gaya pembentuk perlipatan - patahan - perlapisan bumi, muunculnya magma ke permukaan bumi, arus konveksi yang menggerakan pemekaran tengah samudra atau tumbukan antar - lempeng benua, sertra sub-induksi dan antara - lempeng benua dan samudra.

Proses ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Diastropisme

Yaitu proses deformasi besar-besaran dari bumi. Proses ini dibesakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1) Epirogenik

Yaitu pengangkatan dan penurunan kontinen atau sub kontinen, maksudnya yaitu epirogenik merupakan gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah turun atau naik, disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenik dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a) Gerak Epirogenik Positif, yaitu gerakan permukaan bumi turun dan seolah-olah permukaan air laut naik.

b) Gerak Epirogenik Negatif, yaitu gerakan permukaan bumi naik dan seolah-olah permukaan air laut turun.


2) Orogenetik, yaitu proses pembentukan pegunungan. Gerak orogenetik ini dapat menimbulkan lipatan (folds), kekar (joint), maupun patahan (faults). 


b. Vulkanisme, yaitu proses naik dan munculnya magma ke permukaan bumi. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke litosfer. Jika magma hanya menyusup sebatas kulit bumi bagian dalam atau tidak sampai keluar dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Dalam proses ini terjadi pendinginan magma yang akan membentuk batuan.


2. Proses Eksogenik

 Merupakan proses dinamika bumi yang berlangsung di permukaan bumi, seperti aliran sungai, erosi dan sedimentasi, abrasi, banjir, serta gerakan tanah.

Proses ini dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Pelapukan Batuan, yaitu proses perubahan batuan menjadi tanah (soil) baik oleh proses fisik atau mekanik (desintegration) maupun oleh proses kimia (decomposition). Proses kimia dapat menyebabkan terjadinya mineral-mineral baru.

Proses pelapukan batuan dibagi menjadi 2 (dua) macam, yatu :

1) Pelapukan mekanik atau disintegrasi, yaitu proses hancurnya batuan secara mekanik atau fisik. Proses ini disebabkan oleh pemuaian dan penyusutan batuan karena perubahan suhu yang besar. Pelapukan mekanik yang disebabkan kegiatan organisme seperti merambatnya akar tanaman, injakan binatang, kegiatan manusia dapat disebut sebagai pelapukan biomekanik  atau biofisik.

2) Pelapukan kimia atau dekomposisi, yaitu proses hancurnya batuan karena adanya perubahan mineralnya. Pelaku pokoknya adalah air hujan yang melarutkan CO2 dari atmosfer, sehingga setibanya di permukaan bumi menjadi asam karbonat. 

Proses pelapukan kimia dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a) Hidrasi, yaitu proses terbentuknya mineral-mineral baru.

b) Hidrolisis, yaitu proses pembentukan ion hidroksil yang kemudian berperanan dalam reaksi kimia. Pada umumnya hal itu terjadi pada pelapukan feldspar dan mika

c) Pencucian, yaitu proses berubah dan berpindahnya komponen-komponen kimia suatu batuan atau mineral oleh larutan. Seperti halnya batugamping dan dolomit mudah mengalami proses ini.

d) Oksidasi, yaitu proses penambahan valensi positif atau pengurangan valensi negatif. Jadi ada perpindahan satu elektron atau lebih dari suatu ion atau atom. 


b. Erosi dan Sedimentasi, yaitu proses berpindahnya materi penyusun permukaan bumi (tanah dan batuan) karena terangkut oleh air, angin atau es yang mengalir atau bergerak di permukaan bumi. Air yang mengalir di permukaan bumi dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

1) Overland flow, mengalir sebagai massa air yang luas dan relatif tipis sebagai lembaran air atau melalui alur-alur yang saling berhubungan. Proses erosinya disebut erosi lembaran.

2) Stream flow, yaitu aliran permukaan yang menjadi satu atau biasa disebut sungai.


Untuk masuk ke dalam ilmu geologi yang lebih kompleks lagi, maka diperlukan bekal pengetahuan mengenai keadaan alam di bumi sepserti yang kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari. Gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai angin topan, dan masih banyak lagi jenisnya merupakan hasil atau produk dari proses yang dapat dipelajari pada ilmu geologi yang lebih spesifik lagi.

banner
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Tinggalkan jejak anda disini