Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara





Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembentukan batubara yaitu :


a. Posisi Geoteknik

Posisi geoteknik adalah letak suatu tempat yang merupakan cekungan sedimentasi yang keberadaannya dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik lempeng. Proses tektonik yang terjadi akan berpengaruh pada penyebaran batubara yang terbentuk. Makin dekat cekungan sedimentasi batubara yang terbentuk atau terakumulasi dengan posisi kegiatan tektonik, maka kualitas batubara yang dihasilkan akan semakin baik.


b. Keadaan Topografi Daerah

Daerah tempat tumbuhan berkembang baik merupakan daerah yang relatif mempunyai ketersediaan air. Tempat tersebut mempunyai topografi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang ada di sekelilingnya. Makin luas daerah dengan topografi rendah, maka makin banyak pula tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak pula tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak pada bahan pembentuk batubara.


c. Iklim Daerah

Iklim sangatlah berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Di daerah yang beriklim tropis hampir semua tanaman dapat hidup yang dikarenakan tingkat curah hujan dan ketersediaan matahari sepanjang waktu yang memungkinkan tanaman tumbuh dengan cukup baik. Oleh karena itu, di daerah yang beriklim tropis pada masa lampau sangatlah memungkinkan untuk didapatkannya endapan batubara dalam jumlah banyak, sebaliknya pada daerah yang beriklim sub-tropis mempunyai endapan batubara yang relatif lebih sedikit.


d. Proses Penurunan Cekungan Sedimen

Cekungan sedimentasi yang ada di alam relatif dinams, artinya dasar cekungan akan mengalami proses penurunan atau pengangkatan. Makin sering dasar cekungan sedimentasi mengalami proses penurunan, maka batubara yang terbentuk akan semakin tebal.


e. Umur Geologi

Zaman karbon (± 350 juta tahun yang lalu) merupakan awal munculnya tumbuh-tumbuhan di dunia. Sejalan dengan proses tektonik yang terjadi, daerah tempat tumbuhnya tanaman telah mengalami proses coalification cukup lama, sehingga menghasilkan mutu batubara yang sangat baik. Jenis batubara dengan jenis ini banyak dijumpai di belahan bumi bagian utara. Contohnya Amerika Utara dan Eropa pada kedalaman 3 mil yang membentang dari Scotlandia sampai Selesia (Polandia).


f. Jenis Tumbuh-Tumbuhan

Batubara yang terbentuk dari tumbuhan keras dan berumur tua akan lebih baik dibandingkan batubara yang terbentuk dari tanaman berbentuk semak dan hanya berumur semusim. Makin tinggi tingkatan tumbuhan dan makin tua umur tumbuhan tersebut, apabila mengalami proses coalification, akan menghasilkan batubara dengan kualitas baik.


g, Proses Dekomposisi

Proses dekomposisi tumbuhan merupakan bagian dari transformasi kimia pada bahan organik. Selama proses pembentukan batubara, sisa tumbuhan akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimia. Setelah tumbuhan mati, proses degredasi biokimia perannya lebih penting. Proses dari pembusukan (decay) terjadi sebagai akibat kinerja dari mikrobiologi dalam bentuk bakteri anaerob. Bakteri ini bekerja dalam keadaan tanpa oksigen, menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti cellulose, protoplasma, dan karbohidrat.


h. Sejarah setelah Pengendapan

Makin dekat posisi cekungan sedimentasi terhadap posisi geoteknik yang selalu dinamis, akan mempengaruhi perkembangan batubara. Selama waktu itu pula, proses geokimia dan metamorfisme organik akan ikut berperan dalam mengubah gambut (endapan sedimen organik yang mudah terbakar dengan kandungan air lebih dari 75%) menjadi batubara.


i. Struktur Geologi Cekungan Sedimen

Makin banyak perlipatan dan pensesaran yang terjadi di lapisan sedimen yang mengandung batubara, secara teoritis akan meningkatkan kualitas dari batubara tersebut.


j. Metamorfosa Organik

Peningkatan mutu batubara sangat ditentukan oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat diakibatkan oleh sedimen penutuo yang tebal atau karena adanya tektonik. Makin lama selang waktu dari mulai bergradasi sampai terbentuk batubara, maka makin baik mutu dari batubara yang diperoleh. Faktor tersebut dapat mempercepat proses metamorfosa organik.




banner
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Tinggalkan jejak anda disini